TWEETUP.ID - Sumaryadi (55) salah seorang guru SD Sayang Jatinangor Sumedang yang seharusnya berada di bus maut, mendadak membatalkan keinginannya untuk ikut jalan-jalan ke Pantai Pangandaran, Jawa Barat.
Padahal saat itu, Sumaryadi sudah berkemas dan siap untuk berangkat, ikut rombongan bus pariwisata City Trans Utama B7701 TGA yang dikemudikan Dedi Kurnia Ilahi.
Kepada wartawan yang menemuinya, Sumaryadi mengaku tidak ada mimpi atau firasat apa pun yang, membuat dirinya memutuskan untuk membatalkan keberangkatannya.
"Saya nggak ada mimpi atau firasat apapun, yang membuat saya, nggak jadi berangkat," katanya.
Yang ada saat itu, ujar Sumaryadi, hanya rasa malas untuk berangkat ke Pangandaran.
Padahal saat, Sumaryadi sudah berkemas, hanya tinggal berangkat menuju titik kumpul bersama rekan-rekannya.
Ditanya lebih detail soal rasa malas yang datang tiba-tiba itu, menurut Sumaryadi kemungkinan karena saat itu, istri lagi sakit.
"Mungkin karena istri juga lagi sakit," duganya.
Apakah hal tersebut terkait dengan larangan istri, Sumaryadi mengatakan tidak juga.
Sebab saat itu, istri tidak mempermasalahkan suaminya untuk pergi ke Pangandaran.
"Istri juga nggak ngelarang sih, istri juga sudah kasih izin kok," ungkapnya.
"Istri nyuruh saya pergi, tapi masa saya bersenang-senang istri saya sakit di rumah," bebernya.
Terlepas dari alasan malas yang datang secara tiba-tiba itu, Sumaryadi turut berduka atas musibah yang dialami rombongan.
"Kami sangat berduka. Kami berdoa semoga yang meninggal dunia diterima iman, Islam, dan ihsannya. Yang ditinggalkan semoga diberi ketabahan," katanya.
Bus Pariwisata City Trans Utama bernopol B 7701 TGA membawa rombongan siswa SD Sayang Jatinangor dengan tujuan Pantai Pangandaran.
Di kampung Cirende, Desa Manggungsari, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya bus oleng, hilang kendali dan masuk jurang berkedalaman 10 meter, Sabtu 25 Juni 2022, dinihari.
Bus maut itu membawa 62 orang penumpang, sebanyak 58 orang selamat, 3 orang meninggal dunia, dan 1 orang masih dalam pencarian tim SAR gabungan.
Tiga korban meninggal dunia itu selanjutnya dibawa ke RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya.
Dua dari ketiga korban adalah pasangan suami istri Olih Komarudin dan Esih Sukaesih (59) warga Griya Utama Rancaekek.
"Itu kakak dan kakak ipar saya," kata Tatang adik korban di kamar mayat RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya.
Tatang mengatakan Esih merupakan guru di SDN Sayang Sumedang. Sementara Olih merupakan purnawirawan Polri.
"Pensiunan Brimob, kalau Bu Esih masih aktif guru di SD Sayang," katanya.
Tatang menambahkan Olih dan Esih berangkat sekitar jam 11 malam bersama anak dan cucunya. "Anaknya luka-luka ada di Puskesmas Rajapolah," tambahnya.
Sementara satu korban tewas lainnya diketahui bernama Cepi yang merupakan kondektur bus pariwisata tersebut. Hal itu diketahui dari seragam yang dikenakan korban.
Hingga berita ini dituliskan tim SAR Gabungan masih melakukan pencarian korban hilang yang diketahui atas nama Siti Munawaroh (30).
Pencarian dilakukan dengan cara menyisir sungai sejauh 1,5 km, dari lokasi kejadian hingga pertemuan sungai Citanduy. Namun hasilnya tetap nihil.
Sungai disasar tim SAR Gabungan karena, hampir seluruh badan bus maut tersebut berada di dalam sungai.
Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Aszhari Kurniawan mengatakan dugaan sementara, kecelakaan itu diakibatkan sopir mengantuk, sehingga tak mampu mengendalikan kendaraan yang dikemudikannya.***
(Ris)